Dramatis! Walkot Sibolga Tiga Hari Jalan Kaki, Warga Sempat Mengira Ia Hilang
Bencana banjir besar yang melanda Kota Sibolga dan sekitarnya tidak hanya membuat ribuan warga terisolir, tetapi juga menimbulkan kepanikan setelah Wali Kota Sibolga dilaporkan tak dapat dihubungi selama tiga hari. Situasi tersebut membuat sebagian warga mengira sang wali kota hilang di tengah bencana.
Namun fakta akhirnya terungkap: Wali Kota Sibolga ternyata berjalan kaki selama tiga hari melewati jalur terputus, perbukitan licin, dan kawasan yang tertutup material longsor untuk mencapai wilayah terdampak yang tidak bisa ditembus kendaraan.
Tiga Hari Tanpa Sinyal dan Komunikasi Putus Total
Menurut keterangan pejabat Pemkot Sibolga, akses komunikasi di daerah-daerah terdampak memang lumpuh total setelah BTS dan jaringan listrik rusak akibat banjir dan longsor. Kondisi itulah yang menyebabkan posisi Wali Kota tidak terlacak dan ponselnya tidak dapat dihubungi.
“Beliau turun langsung ke titik-titik yang terisolir. Karena jaringan mati, informasi tidak bisa keluar. Makanya muncul kabar simpang siur bahwa beliau hilang,” ungkap salah satu pejabat yang ikut dalam rombongan.
Menyisir Jalur Ekstrem Demi Bertemu Warga
Wali Kota memutuskan berjalan kaki ketika mobil dinas tidak lagi bisa melintas akibat jalan amblas dan jembatan hanyut. Bersama tim kecil, ia melewati:
-
Tebing curam yang rawan longsor
-
Jalan berlumpur setinggi lutut
-
Sungai-sungai kecil yang meluap
-
Permukiman yang terisolasi total
Perjalanan tersebut ditempuh demi memastikan kondisi warga, sekaligus mengantar bantuan darurat yang mereka bawa secara manual.
“Di beberapa titik, kami harus berjalan sambil memegang tali karena licinnya luar biasa,” ujar salah satu anggota tim pendamping.
Warga Terkejut Saat Wali Kota Tiba Tiba Muncul
Saat berhasil mencapai sebuah nagari yang terisolir, warga terkejut melihat kehadiran Wali Kota yang datang dengan pakaian penuh lumpur. Banyak warga sempat mengira ia hilang atau terjebak di lokasi lain.
Kehadirannya disambut haru oleh masyarakat setempat.
“Warga sampai menangis karena mengira beliau tidak selamat,” kata tokoh masyarakat setempat.
Fokus Pada Evakuasi dan Distribusi Bantuan
Setelah berhasil keluar dari daerah terisolir dan memastikan kondisi aman, Wali Kota langsung kembali berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat. Ia meminta percepatan distribusi logistik, pembukaan akses jalan, dan penambahan personel SAR.
Meski sempat menempuh perjalanan ekstrem, Wali Kota menegaskan bahwa dirinya baik-baik saja dan menganggap tugas tersebut merupakan kewajiban sebagai pemimpin daerah.
“Yang penting warga selamat. Kita harus hadir ketika masyarakat membutuhkan,” ujarnya singkat.